This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 07 Juni 2017

Bimbingan dan Konseling


Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

Pengertian Konseling
Konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu  membuat keputusan, menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakini nya, dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan dating.

Pengertian Bimbingan dan Konseling
Proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya ataupun memecahkan permasalahan yang dialaminya.

Konseling (consultation)
  • Dengan petugas administrasi sekolah
  • Dengan staf pengajar
  • Dengan orang tua-secara individual atau dalam bentuk pertemuan dengan para orangtua

Penilaian dan penelitian bertujuan untuk mengetahui tujuan apa saja yang telah dicapai dari program yang di laksanakan.

Ragam Bimbingan Menurut Masalah
      1.      Bimbingan Akademik untuk membantu individu dalam menghadapi & memecahkan masalah akademik:
·         Pengenalan kurikulum
·         Cara belajar
·         Pemilihan jurusan
·         Penyelesaian tugas & belajar
      2.      Bimbingan Sosial Pribadi untuk membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadi:
·         Hubungan sesame teman
·         Hubungan dengan guru dan staf
·         Pemahaman sifat
·         Penyesuaian dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat.
·         Penyelesaian konflik
      3.      Bimbingan Karir untuk membantu individu dalam perencanaan, pengembangan & pemecahan masalah karir:
·         Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja
·         Pemahaman kondisi & kemampuan diri
·         Pemahaman kondisi lingkungan
·         Perencanaan & pengembangan karir
·         Penyesuaian pekerjaan
·         Pemecahan masalah karir yang di hadapi.

Tujuan Bimbingan:
  • Merencakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masa yang ada.
  • Menyesuaikan diri dengan lingkungan pribadi
  • Mengembangkan seluruh potensi & kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
  • Mengatasi hambatan & kesulitan yang di hadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.


Fungsi Bimbingan:
  • Pemahaman: membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya
  •  Preventif: mengantisipasi masalah & berusaha mencegahnya.
  • Pengembangan: berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif
  • Perbaikan (Penyembuhan): membantu siswa yang telah memiliki masalah
  • Pengaturan: membantu siswa memilih kegiatan pemantapan penguasaan karir
  • Adaptasi: memilih metode pendidikan sesuai dengan kemampuan individu
  • Penyesuaian: membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan.


Kualitas Pribadi Konselor
  • Pemahaman diri
  • Kompeten
  • Kesehatan psikologis
  • Dapat di percaya
  • Jujur & Sabar
  • Kekuatan (agar klien merasa aman)
  •  Bersikap hangat
  •  Active responsiveness (bersifat dinamis)
  • Kepekaan (menyadari masalah yang tersembunyi pada klien)


Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengemukakan bahwa struktur  program bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan:
  • Layanan dasar bimbingan yang diberikan melalui kegiatan kelas atau diluar kelas dalam membantu siswa mengembangkan potensi secara optimal.
  • Layanan responsive yang diberikan kepada siswa yang memiliki masalah yang memerlukan bantuan dengan segera
  • Layanan perencanaan individual yang diberikan kepada semua siswa agar dapat membuat perencanaan masa depan
  • Dukungan system yang memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan di atas.


Asas Bimbingan dan Konseling

Rahasia, sukarela, terbuka, kegiatan, mandiri, dinamis, terpadu, harmonis, ahli (menggunakan kaidah –kaidah professional), ahli tangani kasus (memberikan kepada yang lebih ahli, tut wuri handayani(mengayomi).

Pengelolaan Kelas


MENGAPA KELAS PERLU DIKELOLA SECARA EFEKTIF
            Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Manajemen kelas dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif, pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial.

Isu Manajemen di Kelas Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pada semua level pendidikan, manajer kelas yang baik mendesain lingkungan fisik kelas untuk pembelajaran yang optimal, menciptakan lingkungan yang positif untuk pembelajaran, membangun dan menegakkan aturan, mengajak murid bekerja sama, mengatasi problem secara efektif, dan menggunakan strategi komunikasi yang baik.

Kelas Padat, Kompleks, dan Berpotensi Kacau
Walter Doyle (1986) mendekripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi problemnya:
  • Kelas adalah multidimensional
  • Aktivitas terjadi secara simultan
  • Hal-hal terjadi secara tepat
  • Kejadian sering kali tidak bisa diprediksi
  • Hanya ada sedikit privasi
  • Kelas punya sejarah

Memulai dengan Benar
1.      Menyampaikan aturan dan prosedur yang Anda gunakan kepada kelas dan mengajak murid bekerja sama untuk mematuhinya
2.      Mengajak murid terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.
Dengan membangun ekspetasi, aturan, dan aktivitas rutin di minggu-minggu awal ini akan membantu memperlancar kegiatan kelas Anda dan memudahkan pengembangan lingkungan kelas yang positif.

Penekanan pada Instruksi dan Suasana Kelas yang Positif
Para peneliti di bidang psikologi pendidikan senantiasa menemukan bahwa guru yang membimbing dan menata kegiatan kelas secara kompeten jauh lebih aktif ketimbang guru yang hanya menekankan pada disiplin.

Tujuan dan Strategi
1.      Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
2.      Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS
Prinsip Penataan Kelas
  • Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang.
  • Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid.
  • Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
  • Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Gaya Penataan
  • Gaya auditorium: Gaya susunan kelas di mana semua murid duduk menghadap guru.
  • Gaya tatap muka: Gaya susunan kelas di mana murid saling menghadap
  • Gaya off-set: Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
  •  Gaya seminar: Gaya susunan kelas di mana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
  • Gaya klaster: Gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
Strategi Umum
Menggunakan Gaya Otoritatif. Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting. Guru yang otoritatif akan punya murid yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring murid.

Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran.

Gaya manajemen kelas yang permisif member banyak otonomi pada murid tapi tidak member banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka.

Mengelola Aktivitas Kelas Secara Efektif.
  • Menunjukkan seberapa jauh mereka “mengikuti”.
  • Atasi situasi tumpang-tindih secara efektif.
  • Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
  • Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Membuat, Mengajarkan, dan Mempertahankan Aturan dan Prosedur
  • Membedakan aturan dan prosedur
  • Mengajarkan aturan dan prosedur
Mengajak Murid untuk Bekerja Sama
  • Menjalin hubungan positif dengan murid
  • Mengajak murid untuk berbagai dan mengemban tanggung jawab
  • Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat

MENJADI KOMUNIKATOR YANG BAIK
A. Keterampilan Berbicara
     Berbicara di Depan Kelas dan Murid
·         Pesan “kamu”: Gaya komunikasi yang tidak diinginkan di mana pembicara tampak menghakimi orang lain menempatkannya dalam posisi defensif.
·         Pesan “aku”: Gaya komunikasi yang merefleksikan perasaan pembicara dan lebih baik ketimbang pernyataan “kamu” yang mengandung nada menghakimi.
·         Gaya agresif: Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang cenderung “galak” kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
·         Gaya manipulatif: Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang berusaha untuk mendapatkan keinginannya dengan cara membuat orang lain merasa bersalah atau kasihan kepadanya.
·         Gaya pasif: Salah satu gaya dalam menangani konflik di mana orang bersikap non-asertif dan pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain tentang apa yang mereka inginkan.
·         Gaya asertif: Salah satu cara menangani konflik di mana orang mengekspresikan perasaan mereka, meminta apa yang mereka inginkan, mengatakan tidak pada apa-apa yang tidak mereka inginkan, dan bertindak demi kepentingan terbaik mereka.  
      
      B. Keterampilan Mendengar
Mendengar aktif: Gaya mendengar yang memberi perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
      
       C.     Berkomunikasi Secara Nonverbal
·         Ekspresi wajah dan komunikasi mata
·         Sentuhan
·         Ruang
·         Diam

MENGHADAPI PERILAKU BERMASALAH
Strategi Manajemen
  •  Intervensi minor
  •  Intervensi moderat
  • Menggunakan sumber daya lain
  • Mediasi teman sebaya
  • Konferensi guru-orangtua
  • Minta bantuan kepala sekolah atau kenselor
  • Cari mentor
Menghadapi Agresi
  • Perkelahian
  • Bullying
  •  Perkembangan atau permusuhan terhadap guru
Program Berbasis Kelas dan Sekolah
  • Program pengayaan kompetensi sosial
  • Proyek peningkatan kesadaran sosial-pemecahan problem sosial
  • Program kompetensi sosial untuk remaja muda
  • Tiga C dalam manajemen kelas dan sekolah
  • Dukungan bagi pengelolaan kelas berpusat pada pembelajaran: Classroom Organization and Management Program (COMP)



Sabtu, 03 Juni 2017

Tes dan Evaluasi



Tes standar adalah  tes yang mengandung prosedur yang seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid lain pada usia atau level yang sama, dan dalam banyak kasus perbandingan ini dilakukan di tingkat nasional.

Tujuan Tes Standar
  •  Memberikan informasi tentang kemajuan murid
  • Mendiagnosis kekuatan dan kelemahan murid
  •  Memberikan bukti untuk penempatan murid dalam program khusus
  •  Memberi informasi untuk merencakan dan meningkatkan pengajaran atau instruksi


Kriteria untuk Mengevaluasi Tes Standar
  • Kelompok norma,  kelompok dari individu yang sama yang sebelumnya telah diberi ujian oleh penguji
  • Validitas, sejauh mana sebuah tes mengukur apa yang hendak diukur dan apakah inferensi tentang nilai tes itu akurat atau tidak.
  • Validitas isi, kemampuan tes untuk mencakup sampel (to sample) isi yang hendak diukur.
  • Validitas kriteria, kemampuan tes untuk memprediksi kinerja murid saat diukur dengan penilaian atau kriteria lain.
  •  Concurrent validity, relasi antara nilai tes dengan kriteria lain yang ada saat ini.
  •  Predictive validity, relasi antara nilai tes dengan kinerja masa depan murid.
  • Construct validity, sejauh mana ada bukti bahwa sebuah tes mengukur konstruk tertentu. Sebuah konstruk adalah ciri atau karakteristik yang tidak bisa dilihat dari seseorang, seperti intelegensi (kecerdasan), gaya belajar, personalitas, atau kecemasan.
  • Reliabilitas, sejauh mana sebuah prosedur tes bisa menghasilkan nilai yang konsisten dan dapat direproduksi.
  • Test-retest reliability, sejauh mana sebuah tes menghasilkan kinerja yang sama ketika seorang siswa diberi tes yang sama dalam dua kesempatan yang berbeda.
  •  Alternative-forms reliability, reliabilitas ditentukan dengan memberikan bentuk yang berbeda untuk kelompok murid yang sama dan mengamati seberapa konsistenkah skornya.
  •   Split-half reliability, reliabilitas yang dinilai dengan membagi item tes menjadi dua bagian, seperti item bernomor genap dan ganjil. Nilai pada dua set item itu dibandingkan guna menentukan seberapa konsistenkah kinerja murid di kedua set itu.
  •  Keadilan


Tes Kecakapan dan Prestasi
Membandingkan Tes Kecakapan dan Prestasi
·         Tes kecakapan, tipe tes yang didesain guna memprediksi kemampuan murid untuk mempelajari suatu keahlian atau menguasai sesuatu dengan pendidikan dan training tingkat lanjut.
·         Tes prestasi, tes yang dimaksudkan untuk mengukur apa yang dipelajari atau keahlian apa yang telah dikuasai murid.

Jenis-jenis Tes Prestasi Standar
·         Survei Batteries
·         Tes untuk subjek spesifik.
·         Tes diagnostik, terdiri dari evaluasi area pembelajaran spesifik secara relatif mendalam.

      PERAN GURU
  1.   Mempersiapkan murid untuk mengikuti tes standar
  2. Menjalankan tes standar
  3.  Memahami dan menginterpretasikan hasil tes

  •          Statistik deskriptif, prosedur matematika yang dipakai untuk mendeskripsikan dan meringkas data (informasi) dengan cara yang bermakna.
  •          Distribusi frekuensi, sebuah daftar nilai biasanya terdiri dari yang tertinggi ke yang terendah, bersama dengan beberapa kali nilai itu muncul.
  •          Histogram, distribusi frekuensi dalam bentuk grafik.
  •          Tendensi sentral, statistik yang memberikan informasi tentang rata-rata atau nilai tipikal pada seperangkat data.
  •          Mean, rata-rata numerik dari sekelompok nilai.
  •          Median, nilai yang berada tepat di tengah-tengah distribusi nilai setelah nilai-nilai itu disusun (atau diurutkan) dari nilai tertinggi ke terendah.
  •          Mode, nilai yang paling sering muncul.
  •          Pengukuran variabilitas, ukuran yang memberi tahu kita tentang seberapa besar nilai bervariasi dari satu nilai ke nilai lainnya.
  •          Range, selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah.
  • ·         Standar deviasi, ukuran seberapa banyak satu set nilai bervariasi pada rata-rata diseputar mean nilai.


Distribusi normal, kurva berbentuk lonceng, di mana sebagian besar nilai  berkumpul disekitar mean; semakin jauh di bawah atau di atas mean, semakin jarang nilai itu muncul.
                                                                                              
Nilai mentah, jumlah soal ujian yang dijawab murid dengan benar.

Nilai precentil-rank, persentase distribusi yang berada pada atau di bawah nilai.

Nilai stanine, skala 9 poin yang mendeskripsikan kinerja tes murid.

Nilai grade-equivalent, nilai yang mengindikasikan kinerja murid dalam hubungannya dengan level grade dan bulan-bulan satu tahun ajaran, dengan asumsi 10 bulan setiap tahun ajaran.

Nilai standar, nilai yang diekspresikan sebagai deviasi dari mean; menggunakan konsep deviasi standar.

Nilai z, nilai yang memberikan informasi tentang berapa banyak deviasi standar nilai mentah di atas atau di bawah mean.

Nilai T, nilai standar di mana meannya ditetapkan sebesar 50 dan deviasi standarnya sebesar 10.


Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat.

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Disability adalah keterbatasan (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang.

Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.

Gangguan Indra
Gangguan indra mencakup gangguan atau kerusakan penglihatan dan pendengaran.
  • Gangguan penglihatan

Sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kabur atau suram, maka suruh mereka untuk memeriksakan diri. Ini termasuk murid yang menderita low vision dan murid buta. Anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200. Anak yang “buta secara edukasional” (educationally blind) tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran dan sentuhan untuk belajar.

  •   Gangguan pendengaran


Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan berbicara dan bahasanya. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran terdiri dari dua kategori: pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan metode membaca gerak bibir. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari. 

Gangguan Fisik
  •        Gangguan Ortopedik biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Cerebral palsy adalah gangguan yang berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas.
  •       Gangguan Kejang-kejang. Jenis yang paling sering dijumpai adalah epilepsi, epilepsi adalah  gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.

Retardasi Mental
Kondisi sebelum 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan(biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.

Klasifikasi dan Tipe Retardasi Mental
Retardasi mental di golongkan menjadi retardasi ringan, moderat, berat, dan parah.

Penyebab
1.      Faktor genetik
a.      Down syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47)
b.      Fragile X syndrome: bentuk retardasi mental yang ditransmisikan secara genetik sebagai akibat dari kromosom x yang tidak normal.
2.      Kerusakan otak
Fetal alcohol syndrome: serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman beralkohol selama kehamilan.

Gangguan Bicara dan Bahasa
Gangguan bicara dan bahasa: sejumlah masalah problem bicara yaitu:
  • Gangguan Artikulasi: problem dalam melafalkan suara secara benar.
  •  Gangguan Suara: gangguan dalam menghasilkan ucapan, yakni ucapan yang keras, kencang, terlalu keras, terlalu tinggi atau terlalu rendah nadanya.
  •  Gangguan Kefasihan: gangguan yang biasanya disebut “gagap”.
  •  Gangguan Bahasa: kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif atau bahasa ekspresif anak.
  • Bahasa Reseptif: Resepsi dan pemahaman bahasa.
  • Bahasa Ekspresif: kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain.


Ketidakmampuan Belajar
Learning Diasbility adalah ketidakmampuan dimana anak:
  • Punya inteligensi normal atau di atas rata-rata.
  • Kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran.
  • Tidak punya problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental, yang menyebabkan kesulitan.
Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.

Identifikasi
Identifikasi awal terhadap gangguan belajar biasanya dilakukan oleh guru di kelas. Apabila dicurigai ada anak yang mengalaminya, guru akan memanggil spesialis.

Strategi Intervensi
Banyak intervensi difokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan membaca si anak.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut:
  •            Kurang perhatian
  •            Hiperaktif
  •      Impulsif

Gangguan Perilaku dan Emosional
Gangguan Perilaku dan Emosional adalah problem serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan  dengan karakteristik sosio-emosional.

ISU PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN  ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN
1    1.     Aspek Hukum
·         Individual with Disabilities Education Act (IDEA)
·         Least Restrictive Environment (LRE)
2    2.  Penempatan dan Pelayanan
·         Penempatan. Penempatan anak dengan ketidakmampuan ini disusun dari tempat yang kurang restriktif sampai ke yang paling restriktif.
·         Pelayanan. Pelayanan untuk anak dapat disediakan oleh guru kelas regular, guru sumber daya, guru pendidikan khusus, konsultan kolaboratif, professional lain atau tim interaktif.
       3.  Orang Tua sebagai Mitra Pendidikan
·         Teknologi. Ada dua tipe teknologi:
1.      Teknologi instruksional berupa berbagai tipe hardware dan software, dikombinasikann dengan metode pengajaran yang inovatif untuk mengakomodasikan kebutuhan belajar di kelas.
2.      Teknologi bantuan berupa beragam perangkat dan pelayanan untuk membantu murid penderita ketidakmampuan agar kita bisa berkomunikasi di lingkungan mereka.

ANAK-ANAK BERBAKAT
Anak dengan kecerdasan diatas rata-rata (biasanya didefinisikan memiliki IQ 130 atau lebih) dan/atau punya bakat unggul dibeberapa bidang seperti music, seni, atau matemitika.

Karakteristik
Ellen Winner (1996), mendeskripsikan tiga kriteria yang menjadi ciri anak berbakat:
  1. Dewasa lebih dini (precocity)
  2. Belajar menuruti kemauan mereka sendiri
  3. Semangat untuk mengawasi


Studi Terman Klasik
Steven Ceci (1990) mengatakan bahwa analisis terhadap perkembangan kelompok dalam studi Terman menunjukkan sesuatu yang penting.Bukan IQ saja yang membuat mereka sukses.

Mendidik Anak Berbakat
Empat opsi program  untuk anak berbakat adalah
·         Kelas khusus
·         Akselerasi dan pengayaan di kelas regular
·         Program mentor dan pelatihan
·         Kerja/studi dan/ program pelayanan masyarakat